Lebih Rendah Risiko, APVI Ajak Masyarakat Kenali Cara Gunakan Vape yang Aman dan Sesuai Aturan


Lensamedan - Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mendorong pemerintah untuk membedakan antara rokok elektrik berbeda dengan rokok konvensional.

Dorongan untuk membedakan ini didasarkan kepada faktor risiko  dari rokok konvensional yang berbeda dengan faktor risiko dari rokok elektrik.

Ketua Umum DPP APVI, Budiyanto, mengatakan, untuk menguatkan dorongan itu, pihaknya bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah melakukan kajian yang hasilnya direncanakan akan dirilis pada bulan Juni atau Juli mendatang.

Kajian tersebut tak hanya soal perbedaan yang sangat signifikan antara rokok elekrik dengan rokok konvensional, tetapi hingga efek bahaya yang ditimbulkan.

"Yang diriset segala macam, yang dilihat adalah kandungannya, semuanya Alhamdulillah baik. Terutama cairan terbuka, tidak ada masalah, kajiannya oke. Kita tinggal menunggu saja, hasilnya dirilis segera supaya masyarakat juga tahu karena faktornya juga berbeda," ujar Budiyanto kepada wartawan, Jumat (31/5/2024).

Ketua Umum DPP APVI periode 2023-2026 yang akrab dipanggil Budi JVS ini menjelaskan, risiko kesehatan tiap produk tembakau berbeda, terutama antara produk yang dibakar dan tidak.

Secara spesifik, sudah banyak kajian di luar negeri yang mengindikasikan vape memiliki risiko lebih rendah daripada produk tembakau konvensional.

Namun demikian, belum banyak kajian ilmiah dalam negeri yang dapat mendukung perumusan kebijakan yang berbasis bukti.

“Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dalam halaman situs resminya mengatakan, produk vape dapat menjadi alternatif berisiko rendah bagi perokok dewasa. Selain itu, mereka yang beralih sepenuhnya kepada vape akan merasakan manfaat yang lebih signifikan dibanding dual user,” ujar Budi didampingi Kabid Hubungan Antar Komunitas, Joy Korneius dan Kompartemen Media, Airo Mandoani Pakpahan,

APVI sendiri, sebut Budi  miris dengan maraknya peredaran rokok ilegal. Hal ini jelas sangat menganggu industri, yang berdampak dari perolehan akibat rokok ilegal dengan harga murah.

Apalagi, anak dibawah umur yang ditetapkan dalam peraturan diperbolehkan membeli rokok akan sangat mudah mendapatkannya.

"Kami melihat bahwa banyaknya beredar rokok ilegal ini sangat menganggu. Peredaran ini semakin gila, sedangkan dari pemerintah cukai dinaikkan terus. Ini tidak baik buat industri, karena yang akan menang yang ilegalnya pasti banyak dan semakin orang banyak rokok ilegal dibawah umur," tambahnya.

APVI sendiri, katanya, mengajak masyarakat untuk mengenali cara penggunaan produk vape yang aman dan sesuai aturan.

Dengan pengetahuan yang memadai, manfaat pengurangan faktor risiko dari produk inovasi ini akan semakin terasa. Imbauan tersebut disampaikan pada diskusi hari ini yang terselenggara dalam rangka memperingati World Vape Day yang jatuh pada 30 Mei 2024.

“Kami percaya bahwa vape mulai diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai produk inovatif dari tembakau. Hingga hari ini, tercatat sekitar 1.317 individu atau kelompok di berbagai provinsi yang terdaftar sebagai anggota kami," ujarnya.

Katanya, kondisi saat ini berbeda dibandingkan dengan ketika APVI pertama kali didirikan pada 2015. Ketika itu, masyarakat masih belum banyak mengenal vape.

"Sekarang, vape sudah dikenal, tetapi tantangannya adalah meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa produk ini rendah risiko,” tutur Budi.

Sekretaris Jenderal APVI, Garindra Kartasasmita menambahkan, pertumbuhan pesat pengguna vape di Indonesia belum diikuti oleh pemahaman yang benar tentang cara pemakaian alat secara bertanggung jawab. Bahkan, sering terjadi penyebaran informasi yang kurang tepat.

World Vape Day tahun ini mengambil tema Epidemi Mispersepsi. Dalam konteks Indonesia, topik ini sangat relevan dengan beberapa pemberitaan terkini mengenai penggunaan produk vape secara tidak tepat.

Akhirnya, persepsi yang terbentuk tentang vape ikut menjadi kurang baik dan menurunkan kepercayaan para pemangku kepentingan.

Padahal, studi Public Health England menunjukkan secara jelas, vape memiliki risiko lebih rendah hingga 95%. (*)

(Medan)

Belum ada Komentar untuk " Lebih Rendah Risiko, APVI Ajak Masyarakat Kenali Cara Gunakan Vape yang Aman dan Sesuai Aturan"

Posting Komentar

Cegah Penularan TBC, Dinkes Medan Lakukan Skrining Gratis Terhadap 200 Masyarakat

LensaMedan - Sebagai langkah pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) di masyarakat, Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan Kota Medan ...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel