Harga Minyak Goreng Terus Merangkak Naik

Lensamedan -  Harga minyak goreng hingga hari ini belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali normal, bahkan harganya pun semakin mahal. Di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan, harga minyak goreng naik lagi dalam rentang 500 hingga 1.000 Rupiah per liternya. Jadi harga minyak goreng curah dan kemasan saat ini berada dalam rentang Rp18.500 hingga Rp19.000 per Kg nya.

Berdasarkan data PIHPS, harga minyak goreng dil uar Kota Medan terpantau stabil jika membandingkan harga di pekan lalu. Katakanlah harga di wilayah Padangsidimpuan, Sibolga, Gunung Sitoli, maupun Pematangsiantar terpantau belum ada kenaikan. Berbeda dengan di Medan yang rata-rata di hampir semua pasar tradisional telah naik.

Tetapi kondisi menurut pemerhati ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamani dikhawatirkan akan menyesuaikan (naik) harganya nanti. Karena produsen minyak goreng ini banyak di Medan. 

“Saya khawatir ini hanya masalah distribusi saja keluar Kota Medan. Karena harga CPO dunia di bulan Januari ini juga masih bertahan mahal,” kata Gunawan Benjamin .

Dengan harga CPO yang hingga saat ini harganya masih dikisaran RM5.000-an, jadi minyak goreng menambah deretan panjang sejumlah harga bahan pokok yang harganya bertahan mahal setelah Nataru, seperti telur ayam, daging ayam, daging sapi, cabai rawit, ikan segar dan minyak goreng. Namun untuk cabai rawit ini tren harganya belakangan turun, meskipun masih tetap mahal.

Kenaikan harga minyak goreng ini salah satunya disiasati pemerintah dengan cara menaikkan HET (harga eceran tertinggi). Memang sebelumnya HET minyak goreng ada di Rp11 ribu per liter. Karena memang sudah tidak relevan lagi, rencananya HET diubah menjadi Rp14.000. Namun harga di pasar diatas Rp18 ribuan per liter.

Saya kuatir HET tersebut tidak akan dipatuhi oleh pelaku pasar nantinya. Meskipun pemerintah berencana untuk menggunakan dana BPDPKS sebesar Rp3.6 triliun selama 6 bulan dengan HET 14 ribu per liter. 

Dana sebesar Rp3,6 trilun tadi tentunya tidak memadai. Dari data SUSENAS September 2019, konsumsi minyak goreng per kapita di Indonesia itu 0.98 liter. Dan SUSENAS memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia 2021 ada 273,98 juta, atau kita bulatkan saja menjadi 274 juta.

Maka dibutuhkan dana sekitar Rp4 triliun untuk menutupi selisih harga migor di pasar dengan HET yang sebesar Rp3.000 tersebut. 

‘Jadi memang masuk akal jika pemerintah menggunakan dana BPBDKS untuk menutupi gap harga minyak goreng tersebut selama 6 bulan. Tetapi ingat, perlu dibarengi dengan kebijakan pengawasan dan pendistribusian yang ketat. Karena selisih harga yang besar tersebut rawan diselewengkan oleh oknum oknum tertentu. Terlebih kebutuhan minyak goreng total nasional itu jumlahnya jauh diatas kebutuhan minyak goreng per kapita,” tandasnya. (*)



(Medan) 

 

Belum ada Komentar untuk "Harga Minyak Goreng Terus Merangkak Naik "

Posting Komentar

Jerman Ingin Perkuat Kerjasama Lingkungan dan Kebersihan dengan Pemko Medan

LensaMedan - Sejumlah hal yang memungkinkan untuk dikerjasamakan antara Pemko Medan dan Pemerintah Jerman, terutama masalah lingkungan dan k...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel