Eucalyptus, Satu Tanaman Dengan Beribu Manfaat
Panen daun
eucalyptus itu dilakukan di sekitaran bantaran Sungai Babura yang berada di
kawasan Kampung Sejahtera (Kampung Madras) yang terletak di Jalan Zainul
Arifin, Medan.
Tanaman yang
diisukan sebagai tanaman perusak lingkungan ini justeru menurut Adly menunjukan
kehebatannya di tengah pandemi Covid-19 ini.
Kalau tadinya,
produk yang dihasilkan dari minyak atsiri daun eucalyptus ini terbilang
sedikit, tapi saat ini banyak bermunculan produk baru berbahan baku eucalyptus
dan pamornya semakin melejit karena dinilai efektif menangkal virus Covid-19.
Sebut saja
diantaranya sabun pencuci tangan, sabun badan, pembersih atau pengepel lantai,
hand sanitizer ditambah dengan produk yang sudah melegenda selama ini seperti
minyak kayu putih, minyak telon, minyak gosok dan lain sebagainya.
Menurut Adly,
istrinya yang bekerja di bidang farmasi telah membuat sabun padat untuk badan.
Sabun badan berbahan eucalyptus itu akan diproduksi secara komersil.
“Kalau ini
dikembangkan di tengah-tengah masyarakat pastinya tidak hanya menambah
pendapatan saja tapi juga masyarakat bisa terlindungi dari virus mematikan
Covid-19 dengan rajin mencuci tangan,” kata Ketua Perkumpulan Pemuda Pemudi
Kampung Sejahtera, (P3KS), Aminurasid
dalam obrolan itu.
Karena itu,
kata Aminurasid, pengembangan ilmu masyarakat dalam pembuatan berbagai produk
industri rumah tangga berbahan eucalyptus perlu dilakukan. Apalagi saat ini,
ada berkisar 19 batang tanaman eucalyptus yang telah ditanam di sepanjang
bantaran sungai di kawasan Kampung Sejahtera.
Dimana daunnya
sudah dapat dipanen meskipun tanamannya masih berumur lima bulan tapi
ketinggian pohonnya sudah mencapai berkisar 2,5 meter.
“Eucalyptus
ini ditanam pada bulan Maret 2021 lalu. Penanaman yang dilakukan ini tidak akan
memberikan manfaat nyata bagi ekonomi masyarakat kalau daunnya tidak
dimanfaatkan,” jelasnya.
Ketua UKM JBM,
Fakhrudin Pohan alias Kocu juga mengatakan, penanaman pohon eucalyptus secara
rumahan (tanaman pekarangan) sudah merambah beberapa wilayah di Sumatera Utara,
seperti Kota Medan, Binjai, Deliserdang dan Serdang Bedagai (Sergai).
Dan, melihat
manfaatnya yang begitu banyak bagi kesehatan manusia, sosialisasi tanaman
eucalyptus ini menurut Kocu akan terus dilakukan.
Soal tanaman
yang digadang-gadang banyak menyerap air,
Corporate Comunication (Corpcom) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Medan, Dedy
Armaya membantahnya.
“Tanaman
eucalyptus ini tidak seperti yang banyak diperdebatkan orang. Justeru tanaman
ini termasuk tanaman pintar. Disebut pintar karena, saat tanaman mulai besar
atau di atas satu tahun, ranting-ranting pohon
akan jatuh (gugur) dengan sendirinya,” terang Dedy.
Kalau
ranting-ranting berguguran dan tersisa batang dengan daun pucuk atas, lanjut
Dedy, pastinya serapan air akan semakin sedikit.
“Itu yang
terjadi selama ini di area pengembangan eucalyptus yang dikembangkan TPL,” kata
Dedy.
Selama ini
kata dia, daun eucalyptus tidak dimanfaatkan perusahaan. Perusahaan hanya
mengambil batang pohon eucalyptus. Karena itu, daun yang menjadi limbah
perusahaan itu akan sangat berarti bila dimanfaatkan.
“TPL berharap
melalui kerjasama dengan UKM JBM produk-produk home industri berbahan
eucalyptus akan bermunculan,” kata Dedy.
(*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Eucalyptus, Satu Tanaman Dengan Beribu Manfaat"
Posting Komentar