Varian Baru Asal India Sudah Masuk, Pemerintah Tangguhkan Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas bagi Turis Asing dari India

“Bapak
Presiden juga mengingatkan bahwa keseimbangan yang sudah ada sekarang sudah
paling bagus, keseimbangan dari sisi kesehatan dan sisi ekonominya. Apa yang
dilakukan benar-benar memberikan hal yang positif dari sisi kesehatan, turun
semua indikatornya, tapi juga memberikan hal yang positif di sisi ekonomi,
indikatornya juga naik,” ungkapnya dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas
(Ratas) mengenai penanganan pandemi Covid-19, di Kantor Kepresidenan, Provinsi
DKI Jakarta, Senin (26/4/2021).
Menurut
Budi, penyebab lonjakan kasus yang terjadi di India disebabkan oleh mutasi
virus baru yang masuk, yaitu B117 dan mutasi lokal B1617. Varian virus baru
tersebut sudah masuk ke Indonesia dan telah menjangkit sepuluh orang, enam
kasus di antaranya masuk dari luar negeri dan empat kasus lainnya berasal dari
transmisi lokal, dua di Sumatra, satu di Jawa Barat, dan satu di Kalimantan
Selatan.
“Jadi untuk
provinsi-provinsi di Sumatra, di Jawa Barat, dan Kalimantan, kita akan menjadi
lebih sangat hati-hati untuk selalu mengontrol apakah ada mutasi baru tersebut
atau tidak,” ujar Budi Gunadi.
Diungkapkan
Budi, pemerintah telah menangguhkan sementara pemberian Visa Kunjungan dan Visa
Tinggal Terbatas, serta menolak masuknya orang asing yang memiliki riwayat
perjalanan 14 hari terakhir ke India, sebelum masuk ke Indonesia.
“Ya, jadi
kita sudah menangguhkan sementara pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal
Terbatas, termasuk menolak masuknya orang asing yang memiliki sejarah 14 Hari
terakhir pernah di India,” ungkapnya.
Namun,
penolakan tersebut dikecualikan bagi WNI (Warga Negara Indonesia) yang kembali
ke Indonesia. Menurut Menkes, mereka diperbolehkan masuk dengan pengetatan
protokol kesehatan, sehingga WNI yang baru masuk akan dikarantina selama 14
hari.
“Titik
kedatangan juga sudah diatur kemarin oleh Pak Menko, hanya di (Bandara)
Soekarno Hatta, (Bandara) Juanda, (Bandara) Kualanamu, dan (Bandara) Sam
Ratulangi. Pelabuhan lautnya juga hanya di Batam, Tanjungpinang dan Pelabuhan
Dumai, ya dan kita pastikan semua nanti yang pernah datang atau mengunjungi
India itu akan dilakukan Genome Sequencing, ya agar kita benar-benar bisa
melihat apakah terjadi mutasi baru atau tidak,” jelasnya.
Pengetatan
protokol kesehatan berlaku juga bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan
kembali ke Indonesia. Menkes menyebutkan, diperkirakan akan masuk puluhan ribu
PMI ke indonesia.
“Sudah masuk
di atas 100.000 (orang) dan akan masuk puluhan ribu kembali, sehingga beberapa
titik-titik seperti Batam, Kepulauan Riau, ya, perbatasan dengan Sabah dan
Sarawak seperti Entikong, Nunukan, Malinau, itu kita akan perkuat skriningnya,
proses karantinanya, sehingga orang yang masuk akan kita tes dan pastikan semua
hasil tesnya kita kirim untuk Genome Sequencing, untuk tadi melindungi rakyat
Indonesia dari potensi kesalahan yang pertama, karena ada mutasi virus baru
yang masuk,” imbuhnya.
Menkes
kembali mengingatkan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di India disebabkan
oleh kelengahan atau ketidakwaspadaan dalam menjalankan protokol kesehatan,
karena merasa vaksinasi telah sukses, serta penurunan jumlah kasus Covid-19
yang sudah sukses. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar
senantiasa tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Untuk itu, teman-teman kami ingatkan sekali lagi, ya, tolong jaga protokol kesehatan, jangan sampai kerja keras yang selama ini sudah kita lakukan, keseimbangan seperti arahan Bapak Presiden yang sudah kita capai, kemudian kembali rusak karena kita terlalu terburu-buru, terlalu grusa-grusu, tidak eling nang waspada, kata Bapak Presiden, ya,” tegasnya.
Dijelaskan Budi, vaksinasi tidak membuat kebal dari Covid-19, tetapi hanya memperkuat imunitas tubuh, sehingga apabila terjangkit akan lebih cepat proses kesembuhannya dan tidak berdampak fatal.
“Vaksinasi tetap membuat kita masih bisa tertular, vaksinasi masih bisa membuat kita menularkan ke orang lain, jadi itu penting sekali untuk kita jaga, walaupun sudah divaksinasi protokol kesehatan harus dijaga,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes mengungkapkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan conference call tingkat tinggi dengan pemerintah China, sehingga di bulan ini pemerintah Indonesia akan mendapatkan tambahan vaksin dari Sinovac.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah melakukan renegosiasi dengan GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization), sehingga akan dikirim juga tambahan vaksin dari Astrazeneca yang akan datang pada malam nanti, Senin (26/4/2021).
“Jadi rencananya akan datang nanti malam 3,8 juta vaksin dari Astrazeneca dalam skema GAVI dan nanti bulan depan akan datang lagi dua kali 3,8 juta,” ujar Budi.
Selain itu, berdasarkan hasil diskusi Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri China Xi Jinping, akan ada tambahan vaksin Sinovac yang akan masuk antara 10 juta (dosis) sampai 15 juta (dosis) untuk bulan April dan Mei.
“Sehingga pesan saya ke seluruh jajaran kepala daerah, yuk kita suntikan lagi, kemarin kan agak kita rem sedikit karena suplainya kurang, tapi sekarang suplai untuk bulan Mei akan cukup banyak. Untuk itu, segera kita kembalikan space penyuntikannya seperti sebelumnya, sehingga mudah-mudahan sebelum 17 Agustus (2021) kita bisa memberikan hadiah lah bagi ulang tahun Republik Indonesia ini, jumlah orang yang divaksinasinya sudah cukup banyak, sehingga kita bisa mengendalikan pandemi Covid-19 ini,” tutupnya. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Varian Baru Asal India Sudah Masuk, Pemerintah Tangguhkan Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas bagi Turis Asing dari India"
Posting Komentar