Edy Rahmayadi: Butuh Kerja Sama Antar Kepala Daerah Agar SUMP Mebidangro Sukses
Sejak November 2020 hingga Maret 2021, AFD bersama rekannya Egis Rail melakukan studi terkait transportasi di Mebidangro. Dari studi tersebut mereka menyebutkan penambahan penduduk di kawasan Mebidangro diprediksikan hampir 1 juta orang dalam 15 tahun ke depan.
Selain itu, hasil
studi mereka juga menunjukkan tiga dari empat rumah tangga memiliki paling
tidak satu sepeda motor. Angka tersebut akan semakin meningkat seiring
peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Prediksi AFD, tahun 2035
bila pemerintah tidak mengambil langkah-langkah yang tepat ini akan
mengakibatkan urban sprawl (perkembangan daerah secara acak/ tak terencana).
Ini menjadi perhatian
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, dengan membangun SUMP Mebidangro
yang baik dan tepat. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut kerja sama yang baik
antara walikota dan bupati wilayah aglomerasi ini sangat dibutuhkan.
“Mungkin selama ini
kita banyak bekerja untuk masing-masing daerah, padahal Mebidangro saling
membutuhkan dan saling menopang satu sama lain. Karena itu, kerja sama walikota
dan bupati sangat dibutuhkan agar SUMP berjalan dengan baik,” kata Edy
Rahmayadi, usai pemaparan diagnosa AFD terkait mobilitas perkotaan Mebidangro
di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis
(29/4/2021).
Namun, saat ini
menurut Edy Rahmayadi, hal yang perlu diperhatikan tentunya adalah masalah
keuangan di keempat daerah tersebut, termasuk Pemprov Sumut. Infrastruktur
transportasi dan perencanaan dinilai membutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Kita tahu ini sangat
penting untuk pembangunan kawasan ini, tetapi tentu kita butuh dana yang tidak
sedikit untuk SUMP. Pada rapat ini tadi kita juga bahas dari mana-mana saja
kita akan mendapatkan dana. Ini masih diagnosa awal, nanti akan ada pertemuan
lanjutan untuk memastikan strategi yang kita ambil,” kata Edy Rahmayadi.
Menurut Direktur AFD
untuk Indonesia Emmanuel Baudran, Mebidangro memiliki potensi yang baik untuk
infrastruktur transportasi dan juga perencanaan perkembangan kota. Untuk
transportasi massal kereta api, LRT, MRT dan BRT menjadi pilihan utama kemudian
bus dan juga waterbus.
Saat ini berdasarkan
studi AFD dan Egis Rail cakupan transportasi massal sangat rendah (bus dan
kereta api) hanya 8%, sedangkan angkutan kota (angkot) mencapai 56%. Begitu
juga dengan kuantitas serta kualitas yang mereka nilai belum mencukupi
kebutuhan masyarakat.
“Itu yang menyebabkan
kendaraan pribadi mendominasi, sepeda motor dan mobil. Padahal ini berdampak
besar pada polusi, keamanan dan juga ekonomi terutama karena kemacetan yang
ditimbulkan,” kata Emmanuel.
Ditargetkan SUMP
Mebidangro akan rampung di akhir tahun 2021. Setelah itu, menurut Kepala Dinas
Perhubungan Sumut Abdul Haris Lubis, Mebidangro akan memegang dokumen
pembangunan transportasi dan perkembangan kota yang sama sehingga pembangunan
berjalan dengan baik.
“Ini masih diagnosis
awal, nanti kita akan cari konsep seperti apa yang tepat untuk Mebidangro,
bagai mana kita mendanainya dan hal detail lainnya. Tetapi, tentunya ini akan
kita lakukan dan kerja sama kepala daerah sangat dibutuhkan,” kata Haris.
Turut hadir pada acara
tersebut Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang,
Wali Kota Binjai Amir Hamzah dan perwakilan Wali Kota Medan. Hadir juga Ketua
Tim Egis Rail Alexander Azevedo da Cruz, Instutuional and Financial Expert Egis
Rail Sarah Darmawan serta OPD terkait. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Edy Rahmayadi: Butuh Kerja Sama Antar Kepala Daerah Agar SUMP Mebidangro Sukses"
Posting Komentar