Pemprov Ajak Pers Berkolaborasi Sejahterakan Masyarakat Sumut

“Peran
edukasi merupakan peran penting, yang bisa diisi oleh pers untuk mencapai
tujuan tersebut. Oleh sebab itu pers adalah kunci pembangunan nasional,
khususnya daerah,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R Sabrina
saat membuka Dialog Kebangsaan Hari Pers Nasional dengan tema ‘Pers Perjuangan,
Antara Idealisme dan Komersialisme di Era Milenial’ yang diadakan Dewan Harian
Daerah (DHD) Badan Pembudayaan Kejuangan 45, di Gedung Juang 45, Jalan Pemuda,
Medan, Selasa (16/2/2021).
Saat ini,
menurut Sabrina, peran pers tidak lagi berkutat pada perjuangan melawan
kolonialisme, tetapi sudah berubah menjadi upaya mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
“Penyampaikan
informasi yang berisi edukasi kepada masyarakat adalah salah satu peran penting
yang dapat dilakukan oleh pers saat ini,” kata Sabrina.
Selain
edukasi, peran membangkitkan motivasi masyarakat juga bisa dilakukan oleh pers.
Terutama dalam hal mendukung perekonomian Sumut.
“Saya harap,
pers berperan dalam menggelorakan semangat semua masyarakat dalam mendukung
perekonomian yang berguna bagi dirinya dan bangsa,” sebut Sabrina.
Sejarawan
Unimed Ichwan Azhari menyampaikan, di masa lalu, pers memiliki ideologi melawan
kolonialisme. Ia mencontohkan media Benih Merdeka yang terbit di Medan pada
tahun 1916. Menurutnya Benih Merdeka sangat berani menamai korannya menggunakan
kata Merdeka.
Ichwan juga
menyebut Parada Harahap sebagai wartawan yang memiliki ideologi perjuangan.
Parada Harahap pernah 12 kali masuk penjara sehingga disebut sebagai raja
delik.
“Dulu koran
dibuat sebagai alat pejuangan untuk menentang kolonialisme,” ujar Ichwan.
Wartawan
Senior Sumut Choking Susilo Sakeh mengatakan, pers idealis tidak akan pernah
mati. Namun meski begitu ada beberapa tantangan yang dihadapi pers saat ini,
antara lain pandemi Covid-19, perkembangan teknologi, ancaman kekerasan dan
rendahnya otokritik.
Choking
menyebutkan salah satu upaya yang bisa dilakukan pers guna menghadapi tantangan
tersebut, antara lain kolaborasi antarmedia untuk menghasilkan berita yang
dibutuhkan masyarakat. Sehingga bisa bersaing dengan tulisan-tulisan di media
sosial yang belum tentu kebenarannya.
Dosen FISIP
USU Sakhyan Asmara menyebutkan, ada beberapa hal yang mempengaruhi independensi
wartawan. Di antaranya tergerus oleh tuntutan mempertahankan hidup, terseret
mengikuti selera pemilik modal, hingga terjebak kepada kepentingan berita yang
dibingkai.
Selain itu
ada beberapa hal yang menyebabkan independensi wartawan tidak berjalan. Di
antaranya, penguasa begitu kuat, desentralisasi tidak berjalan atau kewenangan
ditarik ke pusat. Jabatan strategis dalam suprasrtuktur politik dikuasai oleh
partai atau koalisi partai penguasa.
“Serta para
aktivis dibatasi gerakannya melalui pendekatan ekonomi atau pendekatan yang
represif,” ungkapnya.
Tokoh
Masyarakat Sumut Syamsul Arifin mengatakan pers merupakan ujung tombak
pembangunan bangsa dan negara. Sejak dulu pers telah berkontribusi pada
pembangunan bangsa.
“Pers ini
sangat penting, pers ujung tombak untuk membangun negara dan daerah,” kata
Syamsul. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pemprov Ajak Pers Berkolaborasi Sejahterakan Masyarakat Sumut"
Posting Komentar