Tingkatkan Ekspor, Indonesia Terus Jalin Hubungan Bilateral dengan AS dan Tiongkok
Hal ini
disampaikan Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dalam diskusi panel virtual
Mandiri Sekuritas, Jumat (29/1/2021).
“Indonesia
tetap menjalin hubungan baik dengan AS dan Tiongkok serta menjadi mitra yang
solid di masa pandemi ini, meskipun terjadi perang dagang di antara kedua
negara tersebut. AS dan Tiongkok berperan besar terhadap kinerja perdagangan
Indonesia, dan sebaliknya Indonesia merupakan negara yang penting di bidang
perdagangan bagi keduanya,” terang Mendag, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/1/2021).
Mendag Lutfi
menjelaskan, dengan AS, Indonesia mendapatkan skema khusus melalui Generalized System
of Preference (GSP) yang pemanfaatannya terus meningkat hingga mencapai 15,2
persen pada periode Januari—November 2020.
Selain itu,
pelantikan Joe Biden menjadi Presiden AS terpilih pada 20 Januari lalu
merupakan peristiwa strategis bagi hubungan Indonesia dan AS. Prospek ekonomi
dan perdagangan IndonesiaAS diperkirakan akan jauh membaik pada kepemimpinan
Joe Biden, terlebih lagi kebijakan Presiden Joe Biden mendukung pada hubungan
perdagangan yang lebih kondusif serta meningkatkan keterbukaan perdagangan dan
investasi.
Di bawah kepemimpinan Joe Biden di AS saat ini dan di tengah perang dagang yang berlangsung, Indonesia kini menerapkan beberapa kebijakan perdagangan. Di antaranya mengoptimalkan pemanfaatan Generalized System of Preferences (GSP) untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar AS; mengupayakan pendekatan keseimbangan perdagangan dan investasi dengan memanfaatkan berbagai perjanjian dagang internasional, memperluas pasar nontradisional; dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik untuk AS dan Tiongkok, termasuk fasilitasi perdagangan dan integrasi regional.
Pada
Januari—November 2020, ekspor Indonesia ke AS naik 3,57 persen dibandingkan
periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ekspor masih didominasi pakaian jadi
sebesar 19,4 persen, elektronik sebesar 9,84 persen, dan produk karet sebesar
7,95 persen. Ekspor Indonesia ke AS menunjukkan tren peningkatan selama pandemi
Covid-19.
Sedangkan,
impor Indonesia dari AS pada periode Januari—November 2020 turun sebesar 8,91 persen
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor masih didominasi oleh
bahan galian 12,74 persen, disusul mesin 12,23 persen, dan benih minyak 10,95
persen.
Sementara
itu, dengan Tiongkok hubungan kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia
juga terjalin melalui skema ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) dan
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Bahkan, fasilitasi
perdagangan untuk pemanfaatan ACFTA cukup meningkat pesat selama beberapa tahun
terakhir ini.
Pada periode Januari—November 2020, ekspor Indonesia ke Tiongkok naik sebesar 10,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor masih didominasi besi dan baja sebesar 23,7 persen, mineral sebesar 21,48 persen, dan minyak kelapa sawit 10,63 persen. Hal ini menunjukkan ekspor Indonesia ke Tiongkok menunjukkan tren peningkatan yang luar biasa selama pandemi Covid-19. Impor Indonesia dari Tiongkok pada periode Januari—November 2020 turun sebesar 13,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor masih didominasi elektronik sebesar 23,51 persen dan disusul mesin sebesar 22,85 persen, dan produk plastik sebesar 4,01 persen.
Dalam
sambutannya, Mendag kembali menegaskan, saat ini Indonesia sedang
bertransformasi menjadi negara pengekspor barang industri dan industri
berteknologi tinggi dari sebelumnya sebagai negara pengekspor barang mentah dan
barang setengah jadi.
Transformasi
ini terjadi pada produk besi baja dan kendaraan bermotor. Kedua komoditas
tersebut adalah fenomena baru dalam ekspor Indonesia di masa yang akan datang.
Nilai yang disumbangkan kedua produk ini sangat tinggi dan menjanjikan.
“Sebelumnya, tidak pernah terbayangkan dalam waktu dekat ini Indonesia akan menjadi pengekspor komoditas-komoditas tersebut. Untuk besi dan baja, kini Indonesia adalah negara penghasil terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Indonesia mengekspor lebih dari 70 persen besi baja ke Tiongkok. Pada 2020, komoditas besi baja menempati urutan ke-3 pada ekspor nonmigas Indonesia dengan kontribusi sebesar 7 persen atau senilai USD 10,85 miliar,” terang Mendag.
Mendag
menambahkan, total perdagangan AS dan Tiongkok mencakup lebih dari 30 persen
total perdagangan Indonesia di tahun 2020. “Ke depannya, hubungan Indonesia
dengan kedua negara diharapkan tetap berjalan baik dan dapat semakin
berkembang,” pungkas Mendag. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Tingkatkan Ekspor, Indonesia Terus Jalin Hubungan Bilateral dengan AS dan Tiongkok "
Posting Komentar