Perlu Kerja Keras untuk Capai Target pertumbuhan ekonomi Sumut 2021
Ekspektasi
pertumbuhan ekonomi hingga 5,2 persen itu dipaparkan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI). Pada
kesempatan itu BI Perwakilan Provinsi Sumut memaparkan pertumbuhan dalam skenario yang
optimis disitu. Meskipun terlihat besar, tapi angka optimis sebesar itu
terbilang masuk akal.
“Namun BI Provinsi
Sumut harus berhati-hati, karena memang ketidakpastian masih menghantui ekonomi
Sumut kedepan. Dan, akselerasi pertumbuhan ekonomi sebesar itu, belum tentu
motor penggerak dari pemerintah daerah bisa berjalan maksimal dan memenuhi
ekspektasi tersebut,” ujar Gunawan Benjamin
di Medan, Senin (7/12/2020).
Menurut Gunawan,
ada banyak ketidakpastian yang akan terjadi di tahun 2021. Seperti kapan sih pandemi
Covid-19 ini akan berakhir?, sekalipun vaksin covid 19 sudah ditemukan.
Selanjutnya apakah masih akan berlangsung perang dagang antara AS dengan
China?. Yang diprediksi masih akan berlanjut di tahun depan nantinya.
Ditambah
lagi, belanja pemerintah daerah itu cenderung dibelanjakan di kuartal terakhir
setiap tahunnya. Sehingga siklus fiskalnya itu procylical terhadap
perekonomian. Belum lagi indikator ekonomi lain seperti penyerapan kredit yang
baru tumbuh 4.3% YoY per Oktober 2020. Ini artinya mesin penggerak ekonomi
belum “panas”.
Dan ekonomi di kuartal keempat Sumut juga belum sepenuhnya bisa tumbuh di atas 0%. Artinya mesin penggerak ekonomi Sumut itu masih ‘dingin’ atau kalau boleh dibilang masih ‘pemanasan’. Jadi jika ingin target pencapaian pertumbuhan ekonomi lebih realistis, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana mengoptimalkan semua mesin agar berjalan optimal.
“Caranya,
budaya belanja pemda di akhir tahun harus ditinggalkan. Majukan di pertengahan
atau kalau bisa di awal tahun, sehingga multiplier efeknya bisa dirasakan lebih
dini bagi masyarakat. Ini yang bisa dilakukan pemprov, karena selebihnya, motor
penggerak ekonomi akan mengikuti dinamikan ekonomi global dan domestic,” kata Gunawan.
Dikatakannya, kalau selama pandemi Covid-19, daya beli masyarakat yang relatif terjaga tidak terlepas dari skema burden sharing BI yang turut membantu fiskal pemerintah dan sejumlah langkah lain yang dilakukan BI. Artinya dalam konteks ini, BI akan dirugikan dengan skema tersebut.
Artinya apa?, sekalipun pemerintah bisa meminimalisir dampak buruk dari pandemi Covid 19, tetapi tetap saja, bahan bakar untuk meminimalisir dampak buruk ekonomi tersebut juga didatangkan dengan cara BI ikut menyediakan bahan bakarnya. Jadi tidak mudah untuk merealisasikan pertumbuhan diatas 5% baik nasional maupun daerah.
“Tetapi bagaimana nantinya jika kasus covid 19 tetap meningkat, perang dagang masih terus berlanjut atau bahkan eskalasinya mengalami peningkatan. Terjadi ketidakstabilan politik, serta bencana alam yang sulit diprediksikan?. Jadi butuh kerja keras lagi untuk menjaga daya beli serta mempertahankan kinerja ekonomi di tahun 2021 mendatang,” sebutnya.
Masih banyak
variabel yang sulit diprediksikan namun tetap berpeluang terjadi. Ditambah
dengan masalah geopolitik dan sejumlah sentiment negatif eksternal lainnya.
Tanpa sinergi dan kerja keras pemerintah, sulit untuk merealisasikan target
pertumbuhan seperti yang BI inginkan. (Red)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Perlu Kerja Keras untuk Capai Target pertumbuhan ekonomi Sumut 2021 "
Posting Komentar