Dokter Cantik Ajari Anak Pulau Dapatkan Pendidikan Layak


Lensamedan-Kualitas pendidikan selayaknya didapatkan secara merata oleh para anak-anak di seluruh penjuru negeri. Pendidikan dibawah standar yang didapatkan anak-anak di Kampung Nelayan, membuat dr Arnila Melina (24) terpanggil untuk turun tangan membantu anak-anak tersebut.

Buah hati dari dari pasangan Syafrizal (56) dan Ratna Wilis (53) rela membagikan waktunya disela-sela kesibukan sebagai dokter yang tinggal menunggu penempatan kerja.

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini, sejak tahun 2014 mulai memberikan bantuan dan  memberdayakan anak-anak yang tersandung pendidikan. Meskipun sejatinya, Arnila bukan berlatar jurusan pendidikan.

Untuk sampai ke Kampung Nelayan, kita harus menaiki Kapal Boat untuk menyebrang. Setelah tiba di Kampung Nelayan, kedatangan Arnila disambut dengan bahagia oleh para murid.

Satu persatu murid Arnila mulai menciumi tangan Arnila dan bergandengan tangan menuju Pondok Belajar Arnila berlatar lukisan dan papan tulis serta hiasan atap diberi hiasan tampa, ruangan pondok belajar tampak sangat menarik.
 
Belasan murid sudah menunggu di dalam. Mereka terlihat begitu senang menyambut dokter cantik yang murah senyum, menyapa satu persatu murid yang terkadang terlihat usil.

Arnila mengatakan awalnya dia  terpikir bagi-bagi buku setelah mengunjungi Kampung AUR dan Percut. Setelah searching daerah-daerah di Medan yang membutuhkan buku.

Karena lumayan banyak buku yang dibawa dari kampung. Kebetulan kala itu, dia baru saja mengeluarkan buku tentang lingkungan dan untuk dibagi-bagikan.

"Jadi, mulai pada tahun 2014, saya datang kesini mau membagikan buku ke anak-anak. Saya terkejut melihat reaksi dari anak-anak berbeda. Mereka dibagi buku banyak yang membuang buku ke laut. Saya sempat kaget dan terakhir di janjikan ke anak-anak buat belajar disini," kata Arnila, Senin (23/12/2019).

 
Berangkat dari situ, lanjut Arnila, dia mulai memberanikan diri untuk terus menembus batas memberikan bantuan ilmu pendidikan kepada para muridnya di Kampung Nelayan. 
 
Mulanya belajar di halaman Musala satu tahun lebih. Namun karena ada beberapa warga yang tidak suka dengan kegiatan disini. Akhirnya ada salah seorang orangtua murid bernama Nur, memberikan tanahnya untuk dibangun Pondok Belajar.

Setelah mendapat lahan, Arnila mulai menyicil bahan bangunan selama setahun melalui uang pribadinya. Untuk tukang dan bahan dari Medan.

Setelah semua bahan terkumpul,  kemudian diangkat kesini dan mulai 2016 Pondok Belajar telah berdiri. Selama pembangunan, Arnila harus pindah-pindah tempat belajar, mulai dari Musala dan ruangan SMP.

"Sebenarnya anak-anak disini pada usia 15-16 tahun banyak pas awal jumpa belum bisa membaca. Jadi memang fokus disini untuk belajar baca, tulis dan berhitung," ungkap Arnila.

Arnila bercerita untuk menutupi biaya di Pondok Belajar Arnila, mulai semester 4 dia membuat usaha baket bunga untuk mahasiswa yang wisuda. Dia juga berjualan hijab serta
Dapur nelayan.

Untuk Dapur Nelayan, bahan diambil dari Kampung Nelayan dan diolah ke Medan. Olahan seperti makanan rumahan kepiting dan udang. Dia juga usaha berjualan hijab untuk membantu anak Nelayan.

Arnila juga membuka grosir di Kampungnya Bengkalis untuk biaya operasional di Pondok Belajar Arnila. Untungnya orang-orang disana mensupport dengan menjadi langganan membeli bahan-bahan sembako di toko tersebut.

Kegiatan amal lain yang dilakukan Arnila, seperti membuka Mini Library di Besitang yang disediakan khusus anak-anak sekolah yang tidak ada perpustakaan.

Ada juga kegiatan Bike To School. Yaitu sepeda yang diberikan kepada para siswa yang jarak tempuh sekolahnya 5-10 km. Jadi anak-anak yang jauh rumah di beri sepeda agar memudahkan sampai di sekolah.

Arnila mengaku pada awal dia datang untuk mengajar di Kampung Nelayan harus bolak-balik naik angkot.

"Dulu saya awalnya kesini naik angkot dan akses tidak terlalu berat. Karena dari Jalan SM Raja hanya sekali naik angkot Morina 81 dan turun sampai di Titi sini pun sebaliknya kebetulan pulang lewat kos-kosan," kata sebutnya.

Arnila mengingat dulu setelah pulang kuliah pasti tetap singgahin kesini untuk mengajar anak-anak. Tak jarang saat weekend, Sabtu Minggu dirinya sering menginap karena sudah dekat dengan anak-anak.

Dilain sisi, Arnila akui dia sempat merasa malas melihat tingkah beberapa oknum  masyarakat yang tidak mau mendukung kegiatan disini dan mendapat penolakan.

"Tapi terakhir anak-anak ini yang tetap memberikan support. Jadi dulu kalau beberapa hari tidak datang dicariin. Jadi kebiasaan menjadi datang terus. Karena anak-anak ini saya tetap terus semangat," tuturnya.

Kendala yang dihadapi, mungkin reaksi masyarakat. Karena disini kesulitan untuk memahami dari pola pikir masyarakat.

"Masyarakat disini terbiasa untuk hari ini dapat dan hari ini gajian uangnya habis di hari itu. Jadi mereka ini agak sulit untuk menabung. Mereka menganggap untuk hidup hari ini selesai, ya sudah. Mereka tidak memikir untuk besok dan hari kedepan," urainya.

 
Orang tua murid atas nama Nur Ania Lubis (49) mengaku dengan adanya Pondok Belajar Arnila, sangat membantu dirinya untuk mengajarkan anak-anaknya dalam belajar.

"Anak-anak kami sekarang jadi pandai membaca. Sekarang juga sudah pandai menghargai jerih payah bahwa  pendidikan itu sangat berarti," kata Nur.

Nur menambahkan bahwa ada dua anaknya yang belajar di Pondok Belajar Arnila. Yaitu Ridho Gunawan (6) dan Wahyu Samudera (12).

"Harapan kami kedepan minta Pondok Arnila terus dikembangkan supaya anak-anak kami disini bisa bangkit dan pintar. Karena dulunya anak saya kurang pandai membaca. Tapi, semenjak ada Pondok Belajar Arnila disini anak kami pintar-pintar semua," jelas ibu dari enam orang anak tersebut.

Murid bernama Herdi (8) mengatakan  mulanya tak bisa baca sama sekali. Sangat terbantu dengan adanya Pondok Belajar Arnila.

"Selama belajar disini sudah bisa belajar ABC dan sudah bisa menulis. Kalau cita-cita saya sudah besar mau jadi Tentara pengin jaga bangsa," ujar Herdi.

Dalam kesempatan itu, selain mengajak para muridnya untuk mengumpulkan 20 sampah plastik agar bisa di daur ulang menjadi tas dengan cara di rajut. Arnila juga ajarkan ilmu sains.

Arnila mempraktekkan ilmu sains bagaimana air dalam botol tak bisa keluar setelah ujung botol disumbat dengan bola pingpong berwarna oranye. Hal itu membuat para siswa takjub.

Arnila juga mengajak anak-anak muridnya untuk melestarikan lingkungan dengan menanam kembali bibit pohon mangrove di belakang pekarangan rumah.

Para anak-anak ini, terlihat begitu bahagia. Bahkan dalam kondisi beberapa tanah yang berlumpur bukan membuat anak-anak takut. Mereka malah larut dan bermain dalam lumpur.

Prosesi menanam bibit pohon mangrove menjadi penutup yang indah dilakukan oleh dokter cantik Arnila Melina. Dia pun memeluk anak-anak muridnya sebelum pulang kembali ke Kota Medan.

Arnila berharap anak-anak di Pondok Belajar Arnila tidak pernah kehilangan harapan untuk terus belajar agar bisa terus menggapai cita-cita yang diimpikan.

(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Dokter Cantik Ajari Anak Pulau Dapatkan Pendidikan Layak"

Posting Komentar

Kecepatan Nozzle Tidak Pengaruhi Takaran BBM

LensaMedan - Kecepatan (speed) nozzle dispenser sering dinarasikan berpengaruh terhadap takaran bahan bakar minyak (BBM). Padahal, kenyataan...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel