Inflasi Sumut Turun Signifikan, Wahyu Ario: Bukti Strategi 4K Berjalan Efektif
Ekonom Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo ketika diwawancara di Kantor Gubernur Sumatera Utara Jalan Pangeran Diponegoro, baru-baru ini.lensamedan-diskominfo sumut LensaMedan – Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) dalam mengendalikan inflasi menunjukkan hasil positif. Melalui penerapan strategi 4K dan kolaborasi lintas instansi, inflasi Sumut berhasil ditekan dari 5,32% pada September 2025 (year on year/yoy) menjadi 3,96% pada November 2025, sekaligus memperkuat stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.
Strategi 4K tersebut meliputi Keterjangkauan harga,
Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif. Upaya ini
dinilai mampu meredam gejolak harga komoditas pangan strategis di tengah
meningkatnya permintaan.
Pengamat Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu
Ario Pratomo, menilai, langkah yang dilakukan Pemprov Sumut sudah berada di
jalur yang tepat. Penurunan inflasi menunjukkan efektivitas kebijakan yang
dijalankan, meski kewaspadaan tetap diperlukan, terutama menjelang hari besar
keagamaan.
“Upaya ini terbilang efektif, terbukti inflasinya mulai
turun. Namun, pemerintah tetap harus waspada terhadap potensi kenaikan harga
kebutuhan pokok menjelang hari besar keagamaan,” ujar Wahyu, Rabu (31/12/2025).
Ia menekankan pentingnya menjaga ketersediaan pasokan,
khususnya komoditas cabai merah yang kerap menjadi pemicu inflasi. Menurutnya,
Pemprov Sumut perlu memastikan pasokan cabai merah tetap mencukupi kebutuhan
masyarakat di dalam daerah.
“Cabai merah dari Sumut juga dipasarkan ke luar provinsi
seperti Riau dan Aceh. Pemerintah dapat membuat kawasan khusus pertanaman cabai
merah untuk memenuhi pasar luar provinsi, sehingga pasokan di dalam Sumut tidak
terganggu,” jelasnya.
Meski demikian, Wahyu menilai langkah cepat Pemprov Sumut
melalui optimalisasi peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam pengadaan
cabai merah dari luar provinsi, seperti Jawa Timur, merupakan strategi yang
tepat.
Kebijakan tersebut dinilai efektif menekan inflasi yang
sempat mencapai 5,32 persen, mengingat kenaikan harga cabai merah saat itu
hampir terjadi di seluruh daerah.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi
Sumut, Poppy Marulita Hutagalung, mengatakan, Pemprov Sumut telah merumuskan
kebijakan pengendalian inflasi jangka menengah yang tertuang dalam Keputusan
Gubernur Sumut Nomor 188.44/839/KPTS/2025 tentang Peta Jalan Pengendalian Inflasi
Daerah Provinsi Sumut Periode 2025–2027.
“Strategi utama yang dilaksanakan adalah 4K, yakni
Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan
Komunikasi efektif,” ungkap Poppy.
Untuk strategi Keterjangkauan harga, Pemprov Sumut memastikan
stabilitas harga dan pengelolaan permintaan melalui berbagai program, antara
lain operasi pasar, inspeksi mendadak (sidak) pasar dan gudang distributor,
monitoring pasokan, penguatan tata niaga bahan pokok penting, gerakan pangan
murah atau pasar murah, pembentukan toko pantau inflasi, perluasan Rumah Pangan
Kita (RPK), serta penyusunan kajian pengendalian inflasi.
“Pada tahun 2026, akan dilakukan pengembangan kawasan
produksi padi di Simalungun dan Deli Serdang seluas 2.000 hektare, kawasan
produksi jagung di Simalungun dan Dairi seluas 2.000 hektare, perluasan kawasan
produksi cabai merah di Simalungun, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Samosir
seluas 200 hektare, serta perluasan kawasan produksi bawang merah seluas 200
hektare di Simalungun, Humbang Hasundutan, Samosir, dan Dairi,” terang Poppy.
Selain itu, Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025–2027 juga
memuat peningkatan produksi pangan dan hortikultura melalui gerakan menanam dan
panen serentak, pengendalian hama dan organisme pengganggu tumbuhan, penanganan
dampak perubahan iklim, serta penguatan sarana dan prasarana pengolahan dan
penyimpanan produk pangan di sejumlah daerah, seperti Karo, Simalungun, Batu
Bara, Dairi, Tapanuli Utara, Deli Serdang, dan Humbang Hasundutan.
“Tidak hanya komoditas pangan dan hortikultura, program
strategis lainnya juga mencakup peningkatan produksi hasil ternak dan
perikanan, pengembangan perkebunan tebu dan kelapa sawit, serta pengembangan
kawasan perkebunan lainnya,” pungkasnya.
Program-program strategis tersebut diharapkan berjalan
optimal dengan dukungan strategi Komunikasi efektif, khususnya dalam
meningkatkan kualitas data dan informasi komoditas pangan strategis serta
memperkuat publikasi pengendalian inflasi. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Inflasi Sumut Turun Signifikan, Wahyu Ario: Bukti Strategi 4K Berjalan Efektif"
Posting Komentar