Sofyan Tan Ajak Mahasiswa AMIK Medicom Perkuat Nasionalisme dan Tanggung Jawab Sosial

Anggota MPR/DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr Sofyan Tan, saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada mahasiswa dan orang tua mahasiswa AMIK Medicom Medan, Kamis (20/11/2025).lensamedan-ist

LensaMedan – Anggota MPR/DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada mahasiswa dan orang tua mahasiswa AMIK Medicom Medan, Kamis (20/11/2025). 

Acara berlangsung di kampus  dan diikuti ratusan peserta yang antusias mengikuti pemaparan mengenai pentingnya penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah dinamika zaman.

Empat Pilar Kebangsaan yang disosialisasikan meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Dalam pemaparannya, Sofyan Tan menekankan bahwa keempat pilar ini merupakan fondasi ideologis dan konstitusional yang harus tertanam kuat dalam diri seluruh warga negara, terutama generasi muda.

“Mahasiswa adalah penjaga masa depan bangsa. Karena itu, pemahaman dan internalisasi Empat Pilar adalah bekal utama agar mereka tumbuh dengan jiwa nasionalisme yang kuat, mampu berpikir kritis, dan memiliki semangat perubahan,” ujarnya anggota Komisi X DPR RI itu.

Ia menegaskan bahwa tantangan bangsa ke depan membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, karakter kebangsaan, dan komitmen menjaga keberagaman. 

Menurutnya, kehidupan di era digital mengharuskan mahasiswa lebih waspada terhadap informasi yang dapat memecah belah persatuan.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa diajak memahami perannya sebagai agen perubahan yang tidak cukup hanya hadir di bangku kuliah, tetapi juga berkontribusi nyata dalam lingkungan sekitar. 

“Mahasiswa harus mampu menunjukkan tanggung jawab moral, baik dalam belajar maupun dalam kehidupan sosial,” ujarnya.

Sofyan Tan menambahkan bahwa prestasi bukan hanya soal nilai, tetapi juga kemampuan membangun relasi, menjaga etika, dan memberi dampak positif di tengah masyarakat. “Bangsa ini membutuhkan generasi yang bukan hanya pintar, tapi juga berani membawa kebaikan,” katanya.

Salah satu penekanan penting dalam sosialisasi tersebut adalah perlunya mahasiswa dan seluruh masyarakat kampus memaknai Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, tetapi sebagai prinsip hidup sehari-hari. Ia mengingatkan bahwa keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia adalah modal sosial yang harus dirawat bersama.

“Menjadi mahasiswa berarti juga siap hidup dalam keberagaman. Menyatu di tengah perbedaan adalah bentuk kedewasaan berbangsa, dan itu harus dimulai sejak di lingkungan kampus,” tegasnya.

Kegiatan diakhiri dengan sesi dialog interaktif antara narasumber dengan mahasiswa dan orang tua. Pihak kampus menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, dengan harapan agar para mahasiswa semakin memiliki kesadaran kebangsaan serta mampu berkontribusi positif bagi masyarakat. (*)

(Medan)

Bagikan Artikel ini