IHSG Dibuka di Zona Hijau, Harga Emas Dekati US$4.200 per ons

Grafik pergerakan IHSG. Pada perdagangan hari ini, IHSG dibuka di zona hijau.lensamedan-ist

LensaMedan - Sejumlah data yang dirilis AS menunjukan bahwa kinerja ekonomi AS kian melemah.

Data indeks kepercayaan konsumen AS pada bulan November turun menjadi 88.7, data inflasi produsen AS merealisasikan angka 0,3% secara bulanan di September atau masih sesuai dengan ekspektasi pasar, data serapan tenaga kerja sektor swasta (ADP employment change) tumbuh negatif, hingga data penjualan ritel AS yang tumbuh lebih rendah dari ekspektasi sebesar 0,2% di bulan September.

Kombinasi data tersebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara, Gunawan Benjamin, memperkuat spekulasi bahwa suku bunga acuan The Fed (Bank Sentral AS) berpeluang dipangkas pada bulan Desember mendatang.

Bursa saham di AS merespon positif ekspektasi pemangkasan bunga acuan The Fed.

"Pasar saham di Asia juga merespon positif spekulasi yang berkembang, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ikut dibuka menguat di level 8.533 pada hari ini," ujar Gunawan di Medan, Rabu (26/11/2025).

Namun sayangnya, kata Gunawan, mata uang Rupiah justru bergerak sedikit melemah ke level 16.665 per  Dolar AS di sesi perdagangan pagi.

Kinerja mata uang Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 16.630 hingga 16.670 pada perdagangan hari ini.

Indikator keuangan AS seperti imbal hasil US Treasury dan USD Index juga terpantau alami penurunan, mendukung potensi penguatan pada mata uang Rupiah.

Di sisi lainnya, harga emas dunia ditransaksikan menguat ke level $4.165 per Dolar AS.

Harga emas sangat diutungkan dengan rilis data ekonomi AS yang memburuk saat ini. Pasar kembali yakin bahwa The Fed akan memotong besaran bunga acuannya.

Sehingga harga emas dunia berpeluang untuk bergerak menguat selama sesi perdagangan berlangsung.

"Dan sejauh ini harga emas dmasih ditransaksikan dikisaran harga Rp2,24 juta per gram," katanya. (juli simanjuntak)


(Medan)

Bagikan Artikel ini