Workshop Identifikasi Potensi Areal Preservasi di Lanskap Batang Toru Dorong Kolaborasi Lintas Sektor


LensaMedan - Direktorat Pemulihan Ekosistem dan Bina Areal Preservasi (PEBAP) bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara melalui Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan menyelenggarakan Workshop Identifikasi Potensi Areal Preservasi Secara Partisipatif pada Lanskap Batang Toru Wilayah Tapanuli Selatan.

Acara yang digelar di Hotel Tor Sibohi Nauli, Sipirok Kamis (2/10/2025) ini dihadiri dari berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (OPD, Camat dan Kepala Desa sekitar lanskap Batang Toru), pemegang izin usaha, lembaga pemerhati lingkungan (NGO), hingga kelompok masyarakat Hatabosi. 

Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, S. Hut., M.AP., M. Env., dalam sambutannya mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan yang telah menindaklanjuti Undang-undang Nomor 32 Tahun 2024 melalui terbitnya Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2024 tentang Penataan Lintasan Satwa Liar. 

“Kebijakan ini dapat menjadi role model pengelolaan areal preservasi tidak hanya di Sumatera Utara, tetapi juga di tingkat nasional,” ujar Novita. 

Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, S.E, Ak., MM., CA., menyatakan dukungannya agar Tapanuli Selatan menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan areal preservasi. Beliau menegaskan komitmen daerah untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan, peluang usaha, kesejahteraan masyarakat dan konservasi keanekaragaman hayati (KEHATI).

Kasubdit Bina Areal Preservasi, Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Dewi Sulastriningsih, yang hadir sebagai narasumber menceritakan pengalamannya  terkait dengan pengelolaan areal preservasi dalam pemaparannya tentang “Upaya Penguatan Konservasi Keanekaragaman Hayati melalui Areal Preservasi” dengan menekankan tiga krisis planet yaitu: perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi.

Sementara Patar D. R. Manalu, S.E., QIA, dari PTPN IV Kebun Batang Toru) memaparkan mengenai HGU seluas 4.097 ha dengan area Nilai Konservasi Tinggi (NKT) seluas 337 ha yang rutin diaudit setiap dua tahun sekali. 

Julius Paulus Siregar dari Yayasan Ekosistem Lestari) membawakan materi tentang pentingnya pembangunan koridor ekologis satwa, khususnya untuk orangutan dengan strategi jembatan arboreal dan sinkronisasi program kabupaten.

Sementara Erwin Pasaribu yang merupakan Ketua Kelompok Masyarakat Hatabosi) bercerita tentang kisah lahirnya komunitas HATABOSI dari kesepakatan adat empat desa (Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, Siranap) untuk menjaga air dan hutan dengan motto: “Sian harangan do mual ni aekta, sian aek i do mual ni ngolutta” (dari hutan sumber air kita, dari air sumber kehidupan kita).

Workshop dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang dipandu oleh Kepala Bidang KSDA Wilayah III, Susilo Ari Wibowo, S. Hut. M.Sc. 

Para peserta yang terdiri dari unsur pemerintah, pemegang izin usaha, NGO dan masyarakat berdiskusi untuk mengidentifikasi potensi areal preservasi serta merumuskan praktik terbaik dalam mendukung pengelolaan wilayah konservasi di Tapanuli Selatan. 

Hasil identifikasi dan kesepakatan bersama tersebut akan menjadi acuan dalam pembentukan mekanisme kolaboratif pengelolaan areal preservasi di Kabupaten Tapanuli Selatan. (*)


(Tapanuli Selatan)


Belum ada Komentar untuk "Workshop Identifikasi Potensi Areal Preservasi di Lanskap Batang Toru Dorong Kolaborasi Lintas Sektor"

Posting Komentar

Workshop Identifikasi Potensi Areal Preservasi di Lanskap Batang Toru Dorong Kolaborasi Lintas Sektor

LensaMedan - Direktorat Pemulihan Ekosistem dan Bina Areal Preservasi (PEBAP) bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (K...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel