Petani Cabai Berencana Ganti Tanaman ke Bawang Merah, Ancaman Serius Bagi Inflasi

LensaMedan - Petani cabai di Sumatra Utara berencana mengganti tanamannya ke komoditas bawang merah, meski

pada saat ini petani memang tengah menikmati kenaikan harga cabai yang tinggi dalam dua pekan terakhir.

Data ini didasarkan dari hasil wawancara dengan sejumlah petani cabai.

Berdasarkan pemantauan melalui  Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Rabu (3/9/2025), harga cabai merah saat ini ditransaksikan rata-rata Rp59.450 per Kg dan cabai rawit Rp53.200 per Kg .

Sementara dari pengamatan langsung harga cabai hijau ada yang dijual Rp60 ribu per Kg.

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, niatan ini mereka muncul setelah alami kerugian saat panen di tahun 2025 ini.


"Sejumlah petani telah mengalami kerugian sebanyak dua kali yang membuat mereka mempertimbangkan dengan serius untuk mengganti tanamannya," ujar Gunawan di Medan, Rabu (3/9/2025).

Meskipun sejauh ini belum mendapatkan data yang lebih detail terkait realisasi dari rencana tersebut, namun pemerintah menurut Gunawan harus mewaspadai kemungkinan berubahnya pola tanam yang akan diterapkan petani kedepan.

Pertama, mengganti tanaman cabai ke bawang merah jika tanpa diikuti dengan penurunan jumlah tanaman bawang merah di Pulau Jawa atau sumber produksi bawang merah lainnya seperti di Solok Sumatera Barat, maka yang akan terjadi adalah petani tetap akan berpeluang alami kerugian.

"Karena bisa saja di saat panen nanti pasokan bawang merah melimpah dan membuat harga bawang merah turun," kata Gunawan.

Kedua, lanjutnya, ada potensi kenaikan laju tekanan inflasi yang besar ditimbulkan dari kenaikan harga cabai nantinya.

Terlebih petani cabai di wilayah Sumut sudah terbiasa dengan pola tanam dengan model atau template yang ada.

Jika langkah petani yang beralih ke bawang merah tersebut tidak terbaca petani lainnya, maka peluang harga cabai merah mahal nantinya akan terjadi.

Sebagai contoh, jika sebagian petani di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Batubara, mengganti tanamannya, maka peluang harga cabai merah mahal di kuartal petama tahun 2026 sangat terbuka.

Ketiga, kebijakan merubah jenis tanaman ini berpeluang membuat jenis maupun pola tanaman petani di wilayah lainnya menjadi kacau.

"Terlebih jika dilakukan oleh petani secara serentak di lumbung tanaman cabai," terangnya.

Selama ini petani kerap menjadikan realisasi harga jual sebagai salah satu tolak ukur untuk bercocok tanam kembali.

Dan akar masalah perubahan jenis tanaman ini menurut Gunawan adalah masalah tekanan harga yang dipicu oleh tekanan permintaan serta faktor cuaca yang menekan sisi produksi.

"Sebaiknya pemerintah melakukan upaya pendekatan kepada petani untuk konsisten melakukan pola tanam dan jenis tanaman yang konsisten," pungkasnya. (*)


(Medan)
 

Belum ada Komentar untuk "Petani Cabai Berencana Ganti Tanaman ke Bawang Merah, Ancaman Serius Bagi Inflasi"

Posting Komentar

Doa Bersama Pemuka Lintas Agama, Wali Kota Medan Berharap dapat Memperkokoh Persatuan Bangsa

LensaMedan - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan menggelar Doa Bersama Pemuka Lintas Agama di kantor FKUB jalan Ramlan Yatim, Ke...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel