Perang Masuki Babak Baru, IHSG dan Rupiah Awali Perdagangan di Zona Merah

LensaMedan - Bursa saham di Asia berguguran setelah AS melakukan pengeboman terhadap fasilitas nurklir di Iran.

Pelaku pasar menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, kembali mengkhawatirkan terjadinya kemungkinan memburuknya perang, dimana Iran bisa saja melakukan aksi serangan balasan dengan cakupan wilayah yang lebih luas.

Pasar masih menanti hasil pertemuan antara Menteri Luar Negeri Iran dengan Presiden Rusia.

"Dan hasil dari pertemuan tersebut yang nantinya akan menentukan kinerja pasar keuangan kedepan," ujar Gunawan di Medan,  Senin (23/6/2025).

Gunawan menyebutkan, selain meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, dalam sepekan kedepan ada sejumlah agenda ekonomi penting yang akan mempengaruhi kinerja pasar.

Seperti data manufaktur AS, testimoni Gubernur Bank sentral AS, rilis data pertumbuhan ekonomi AS di Q1 dan inflasi AS.

Sementara itu, di hari Jum’at pasar keuangan di tanah air akan diliburkan memperingati tahun baru islam.

Pada perdagangan pagi ini, mayoritas bursa di Asia melemah, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka melemah di level 6.833.

Ada sentimen negatif baru, dimana perang telah memasuki babak baru. Sentimen ini akan menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan di tanah air, dan dampaknya belum bisa terukur dengan jelas sejauh ini.

"Serangan AS ke Iran telah memicu tekanan jual pada pasar saham di tanah air. Dan kondisinya akan sangat bergantung pada respon Iran maupun Rusia terhadap serangan AS sebelumnya," terangnya.

Sementara itu mata uang Rupiah juga ditransaksikan melemah di level 16.395 per Dolar AS. Rupiah melemah dekati 16.400 per Dolar AS, yang bisa saja terlewati pada perdagangan hari ini.

Terpisah harga emas dunia sekitr terkoreksi di level US$3.360 per ons troy, atau dikisaran Rp1,78 juta per gram. (*)


(Medan)

Bagikan Artikel ini