Harga Kopra Melambung, Harga Kelapa Naik 30%

LensaMedan - Harga kelapa mengalami kenaikan yang cukup signifikan setidaknya dalam 3 bulan terakhir.

Harga kelapa yang sebelumnya dijual sekitar Rp50 ribu per ikat (6 buah) atau sekitar Rp8.300 per buah, saat ini sudah naik dikisaran Rp65 ribu per ikat atau sekitar Rp10.800 per buah.

Harga kelapa yang mengalami kenaikan sekitar 30%, dipicu oleh sejumlah faktor.

Pertama adalah demand atau permintaan buah kelapa yang mengalami peningkatan belakangan ini karena  kenaikan harga kopra dari sekitar Rp5 ribu menjadi sekitar 10 ribu per Kg.

Kedua musim trek buah pada pohon kelapa, atau penggunaan istilah lain yang menggambarkan penurunan produksi buah kelapa.

"Ketiga, curah hujan tinggi membuat proses panen menjadi terganggu. Tenaga kerja pemanen kesulitan untuk memanjat pohon," ujar Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, Senin (27/1/2025).

Tidak hanya harga kelapa yang mengalami kenaikan. Produk turunan dari kelapa seperti santan dalam kemasan disebutkan Gunawan juga mengalami kenaikan.

Harga santan kelapa dalam kemasan ukuran 65 ml yang sebelumnya dijual sekitar Rp3.500 per bungkus, saat ini dijual sekitar Rp5 ribu per bungkusnya.

Kenaikan akibat gangguan supply kelapa ini mengakibatkan stok kelapa di pedagang pengecer mengalami penurunan.

"Supply atau pasokan alami penurunan dari petani hingga ke konsumen," katanya.

Gunawan memprediksi, kelapa beserta sejumlah kebutuhan dapur lainnya seperti cabai merah, cabai rawit dan gula pasir akan menjadi penyumbang inflasi besar di Januari ini.

Diproyeksikan musim trek buah akan berakhir pada bulan Maret mendatang. Namun bukan berarti harga kelapa nantinya secara otomatis akan turun.

Demand kelapa untuk produk turunannya seperti kopra ini belum bisa dipastikan kapan akan turun. Terlebih jika permintaan kopra ini datang dari negara lain, atau dijadikan komoditas ekspor di tanah air.

"Kenaikan harga kopra saat ini cukup signifikan dalam mendorong kenaikan harga kelapa sejauh ini. Wajar saja jika dikeluhkan para ibu rumah tangga, namun jadi kabar baik bagi petani kita," pungkasnya. (*)


(Medan)

Bagikan Artikel ini