Cabai Merah Sebabkan Sumut Alami Deflasi 0,21% di Bulan September
LensaMedan - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) mencatat, di bulan September Sumut mengalami deflasi sebesar 0,21%.
Deflasi di bulan September ini menurut Statistisi Ahli Utama BPS Sumut, Misfaruddin, didorong deflasi di kelompok makanan dan minuman sebesar -0,80%, sehingga memberi sumbangan sebesar -0,28%.
"Sementara jika dilihat berdasarkan komoditas, maka cabai merah memberikan andil yang cukup besar terhadap deflasi, yakni sebesar 0,35%," ujar Misfsruddin saat memaparkan Berita Resmi Statistik, Selasa (1/10/2024).
Dengan deflasi di bulan September ini kata Misfaruddin, maka Sumut selama 4 bulan berturut-turut mengalami deflasi.
Hal ini menurutnya perlu segera mendapat perhatian yang serius dari seluruh instansi terkait, mengingat dampak deflasi akan menyebabkan kerugian di kalangan produsen dalam hal ini petani, mengingat lebih dari 25% lapangan usaha di Sumut adalah pertanian.
"Ini akan berdampak pada Nilai Tukar Petani (NTP) terutama NTP Tanaman Hortikultura," ucapnya.
Misfaruddin menyebutkan, selama ini pemerintah memang terus berupaya mengendalikan inflasi sehingga harga kebutuhan di pasar masih bisa dijangkau masyarakat.
"Tetapi jika deflasi terus-menerus dan bahkan jika hingga akhir tahun nanti, besaran inflasi tidak lebih dari 1,5%, maka kita perlu khawatir," terangnya sembari menyebutkan, hingga September, inflasi year on year (yoy) tercatat sebesar 1,40%.
Dari 8 kabupaten/kota di Sumut yang masuk ke dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), deflasi terjadi di 5 kabupaten/kota IHK.
Yakni Kabupaten Labuhanbatu (-0,46%), Deli Serdang (-0,29%), Kota Sibolga (-0,34%), Kota Medan (-0,17%) dan Kota Padangsidimpuan (-0,47%).
Sementara Kabupaten Karo, Kota Gunungsitoli dan Kota Pematangsiantar mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,05%, 0,21% dan 0,09%. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Cabai Merah Sebabkan Sumut Alami Deflasi 0,21% di Bulan September"
Posting Komentar