PMI Manufaktur Berpotensi Dongkrak Kinerja Saham


Lensamedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan lalu melemah sebesar -2,4% dengan penurunan paling tajam di sektor energy sebesar 7,0% disusul sektor consumer cylicals sebesar -3,4%.

Di tengah tekanan market ini, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra justru optimistis dengan potensi cuan untuk trading dari saham-saham yang tertopang good news PMI Manufaktur, Inflasi dan Non-Farm Payroll AS.

PMI Manufaktur Desember yang sudah rilis menjadi good news karena ternyata mengalami kenaikan dari 50,3 menjadi 50,9.

Kenaikan ini terjadi karena output produksi dan permintaan barang baru yang mengalami kenaikan.

"Permintaan barang baru ini tidak hanya domestik, tetapi juga dari importir luar negeri. Yang menjadi momok tahun lalu yakni inflasi kenaikan harga barang, kini sudah mulai berkurang tekanannya. Tekanan dari kenaikan harga barang sudah mulai mereda," ujarnya di Jakarta  Senin (9/1/2023).

Sementara itu terkait inflasi, terangnya, pada Desember inflasi Indonesia mengalami kenaikan 5,51% yoy dan ini lebih tinggi dibandingkan konsensus.

"Inflasi yang dilaporkan BPS ternyata lebih tinggi dibandingkan konsensus di level 5,39%. Ini memang menjadi tekanan bagi market. Namun, hal ini tidak terlalu mengkhawatirkan karena di akhir tahun kenaikan tingkat inflasi memang kerap terjadi. Adapun penyebab inflasi di akhir 2022 adalah harga komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan udara atau tarif transportasi," katanya.

Terkait Non-Farm Payroll AS, dijelaskannya, bahwa di AS tiap bulan ada data yang dirilis terkait penambahan tenaga kerja.

Menariknya, pada Desember lalu terjadi penambahan 223.000 pekerja baru di AS atau lebih tinggi dibandingkan konsensus sebesar 200.000.
"Selanjutnya, kenaikan upah tumbuh lebih rendah hanya sebesar 0,3% dibandingkan konsensus yang sebesar 0,4%. Ini menjadi good news untuk market pekan ini," terangnya.

Ia pun menegaskan bahwa market pekan ini juga tertopang oleh salah satu konfirmasi dari daya beli masyarakat terkait inflasi di AS, dimana inflasi inti AS di November tercatat pada level 6%, sedangkan inflasi umum di level 7,1%

"Baik inflasi inti atau umum keduanya sudah dalam tren penurunan. Investor akan memperhatikan data inflasi bulan Desember untuk melihat efektivitas kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed untuk menurunkan inflasi," tegasnya.

Tertopang good news seperti ini, Rifqi pun merekomendasikan buy untuk trading dalam sepekan ini sampai 13 Januari 2023 mendatang pada 6 saham berikut ini, yakni MDKA (Support 4.230, Resistance 4.440), INCO (Support 7.250,  Resistance 7.525), INTP (Support 9.900, Resistance 10.250), SMGR (Support 6.925, Resistance 7.325, RALS (Support 625, Resistance 670) dan DSNG (Support 625, Resistance 675). (*)


(Jakarta)



Belum ada Komentar untuk "PMI Manufaktur Berpotensi Dongkrak Kinerja Saham"

Posting Komentar

Pekan Ketiga Ramadan, Sejumlah Harga Kebutuhan Pokok Alami Penurunan

Lensamedan - Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Medan mengalami penurunan pada pekan ketiga Ramadan.  Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pok...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel