Sumbang Lima Medali Emas, Sofyan Tan: Wushu Penyelamat Wajah Sumut di PON Papua

Lensamedan – Keberhasilan atlet wushu meraih lima medali emas, lima medali perak dan lima medali perunggu dinilai menjadi penyelamat wajah Sumatera Utara (Sumut) dalam even olah raga nasional PON 2020 yang digelar di Papua. 

“Karena hingga hari ini, Sumut baru mampu meraih enam medali emas. Artinya hanya satu medali emas yang disumbangkan di luar cabang olahraga (cabor) wushu, yakni lempar lembing,” ujar Anggota Komisi X DPR RI asal Sumut Sofyan Tan usai menyambut kedatangan atlet wushu di Bandara Internasional Kualanamu, Kamis (7/10/2021). 

Hasil ini pun menurut legislator yang mewakili daerah pemilihan (dapil) Sumut 1 semakin menguatkan bahwa potensi Sumut dalam bidang olahraga ada di cabor perorangan. 

“Dan ini sebenarnya sudah kita buktikan bertahun-tahun lalu saat perhelatan PON,” katanya. 

Ia menyebutkan prestasi  menggembirakan dulunya juga ditunjukkan atlet  cabor karate, atletik, renang dan bahkan catur.

“Termasuk tinju dan angkat besi, yang sayangnya di PON kali ini gagal unjuk gigi,” ucap politisi PDI-Perjuangan ini. 

Sofyan memastikan, sebagai anggota legislatif yang duduk di komisi yang membidangi olahraga, ia selalu berupaya agar bantuan sarana dan prasarana olahraga dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bisa diterima atlet Sumut. 

“Misalnya bantuan peralatan angkat besi yang diterima atlet Tebingtinggi,” terangnya. 

Karena itu, jelang perhelatan PON 2024 dimana Sumut menjadi tuan rumah bersama Aceh, Sofyan berharap Pemerintah Provinsi mau pun Pemerintah Kabupaten dan Kota serta KONI mulai memfokuskan diri dalam pembinaan atlet di cabor perorangan, tetapi tentunya dengan tidak melupakan cabor beregu. 

“Biar prestasi kita sebagai tuan rumah tidak memalukan,” tegasnya. 

Disamping berharap Pemerintah dan KONI fokus dalam pembinaan atlet cabor perorangan, Sofyan juga berharap pengurus cabor juga memiliki kecintaan terhadap olahraga yang dipimpin.

“Tak cukup hanya mau dan mampu, tetapi juga diperlukan cinta. Kita harus belajar dari Pak Supandi, yang karena kecintaanya terhadap wushu, rela memberikan fasilitas, sehingga kita bisa nikmati hasilnya hari ini,” pungkasnya. (*)

(Medan)  

Bagikan Artikel ini