Tahun 2022, 83.548 Desa di Indonesia Sudah Terkoneksi Internet 4G

Menteri
Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menyatakan pandemi Covid-19 telah
mendorong Pemerintah untuk mengambil langkah percepatan akselerasi transformasi
digital. “Oleh karena itu, dengan adanya migrasi aktivitas masyarakat dari
ruang fisik ke ruang digital termasuk perekonomian dan perdagangan, maka tentu
masyarakat membutuhkan infrastruktur digital atau infrastruktur teknologi
informatika yang lebih memadai,” tuturnya dalam Forum Merdeka Barat 9 yang
bertajuk Semakin Bangga Buatan Indonesia 2021, di Media Center Kominfo,
Jakarta, Senin (3/5/2021).
Menteri
Johnny menjelaskan, sesuai dengan keberpihakan politik yang disampaikan oleh
Presiden Joko Widodo, maka dalam hal ini Kominfo akan membangun Base
Transceiver Station (BTS) dan penempatan satelit sebagai upaya Pemerintah untuk
meningkatkan internet link ratio dan memperkecil disparitas internet
antarwilayah nasional Indonesia dalam mendukung keberpihakan tersebut.
Menurut
Menteri Johnny, dengan adanya pembagunan infrastruktur digital ini akan semakin
memudahkan migrasi aktivitas UMKM dan produk-produk atau usahawan-usahawan
domestik ke ruang digital.
“Setidaknya,
tahun 2020 sudah ada 3 juta yang Onboarding. Nah, sekarang tidak saja menambah
Onboard, tetapi juga scale up kemampuan mereka,” ungkap Menkominfo.
Dalam kaitan
dengan itu, Menteri Johnny menjelaskan Kominfo hadir melalui penggelaran dan
deployment infrastruktur ICT mulai dari backbone yang akan melengkapi seluruh
tititk-titik fiber optic network sebagai tulang punggung, membangun middle mile
dengan lebih lengkap termasuk di situ penempatan satelit.
“Saat ini
kita memanfaatkan 9 satelit telekomunikasi dan mudah-mudahan kita akan
menempatkan orbit nanti pada tahun 2023, satu satelit multifungsi Satelit
Republik Indonesia atau SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps yang akan mendukung
150.000 titik pelayanan publik. Satelit ini merupakan salah satu satelit
terbesar di Kawasan Asia,” jelasnya.
Untuk di
last mile, Kominfo membangun BTS-BTS di seluruh wilayah nasional secara khusus
di wilayah 3T dan di wilayah komersial oleh operator seluler sehingga nanti
bisa mempunyai akses yang merata ke seluruh tanah air agar migrasi dan UMKM
Onboarding menjadi lebih cepat dan Scale Up lebih bagus.
“Kominfo
sadari betul bahwa GDP nasional kita disumbang 60% oleh UMKM dan ada 64 juta
UMKM fisik yang harus segera kita hantar mereka bergerak dalam ruang digital.
Saya sepakat dengan yang dismpaikan Menteri Perdagangan bahwa ada Demand dan
Supply Side, tentu tidak ada larangannya tetapi dengan deployment infrastruktur
masih ada harapan. Harapannya, tentu UMKM kita yang menjadi soko guru ekonomi
dan atau penopang utama GDP nasional kita menjadi tuan rumahnya sendiri,”
jelasnya.
Pentingnya
Kolaborasi Mudahkan Demand dan Supply Side
Menanggapi pertanyaan apakah saat ini ada wilayah-wilayah yang dijadikan prioritas mengenai teknologi internet, Menkominfo menyatakan saat ini 3.435 desa di wilayah komersial yang harus diselesaikan oleh seluruh operator seluler.
“Paling
lambat saya minta diselesaikan pengerjaannya pada tahun 2022 agar secara
simultan membangun last mile (BTS) dan akses internet yang langsung dihubungkan
ke satelit itu, bersamaan dengan Kominfo membangun 9.113 desa.
Dengan
demikian, lanjut Menteri Johnny, nantinya di Tahun 2022 seluruh 83.548 desa di
Indonesia sudah tersedia akses internet 4G.
“Kalau itu
sudah tersedia, saya kira Pak Menteri Perdagangan mempejumpakan antara Demand
dan Supply Side menjadi lebih mudah. Di sini pentingnya kolaborasi, kolaborasi
antara kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah untuk punya visi yang
sama sebagaimana presiden dan berkolaborasi dengan platform e-Commerce.
Platform e-Commerce nasional kita harus punya spirit yang sama bahwa e-Commerce
kita ini harus diisi, didukung dan pilarnya tuan rumahnya adalah e-Commerce
kita sendiri,” tandasnya. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Tahun 2022, 83.548 Desa di Indonesia Sudah Terkoneksi Internet 4G"
Posting Komentar