Dosen ITS Ciptakan Tabir Surya dari Tanaman Sambiloto


Lensamedan- Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi meneliti ekstrak tanaman sambiloto sebagai anti radiasi Ultraviolet (UV). Menurut Fredy, potensi tanaman obat di Indonesia cukup banyak, khususnya di bidang farmasi.

"Di sini kami mencoba menggali lebih dalam potensi lain yang belum pernah dikembangkan pada penelitian sebelumnya, yang penting tanaman ini tersedia melimpah di Indonesia dengan budidayanya yang mudah," kata pria yang juga menjabat Kepala Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS ini, Jumat (24/1/2020).

Fredy berharap pemanfaatan dan pengembangan tanaman obat pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari aset alami negara Indonesia.

Menurutnya, tanaman yang memiliki nama latin Andrographis paniculata L. Ness ini merupakan salah satu jenis tanaman obat yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan di Indonesia.

Selain itu, sambiloto juga mempunyai senyawa aktif yang khas yang dikenal dengan nama "King Bitter". Senyawa ini merupakan senyawa bioaktif primer Andrographolide, yang merupakan golongan senyawa terpenoid khususnya diterpene lakton.

Pada penelitian yang dibantu tim mahasiswa ini, Fredy menyebut pihaknya menggunakan metode maserasi untuk mengekstraksi tanaman obat. Selanjutnya, metode analisisnya menggunakan metode spektrofotometri Ultraviolet dan spektrofotometri fluoresens.

"Secara prinsip, pertama tanaman obat sambiloto diambil bagian daunnya kemudian dipreparasi dan dilakukan proses maserasi selama beberapa waktu, kemudian dilakukan karakterisasi dan analisis terhadap hasil ekstraksi tanaman obat sambiloto, terakhir adalah modifikasi dan aplikasi ekstrak tanaman tersebut sebagai UV Protector," urainya.Sedangkan untuk metode karakterisasi hasil ekstraksi menggunakan metode spektrometri infra merah atau Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kromatografi Liquid Chromatography-Mass Spectrometer (LCMS/MS).

Fredy menambahkan hasil akhir dari penelitiannya berupa tabir surya yang merupakan salah satu jenis produk kosmetik yang banyak dibutuhkan. Yakni, tabir surya yang mengandung ekstrak tanaman sambiloto dengan nilai Sun Protection Factor (SPF) tertentu.

Dia menambahkan selama proses penelitian tentunya ada kendala yang dihadapi. Salah satunya karena sampelnya berupa bahan alami, sehingga komponen (matriks) yang terkandung di dalamnya cukup kompleks. Fredy mengungkapkan penelitiannya saat ini sedang dalam proses publikasi ilmiah.

"Memang saat ini belum ada kerja sama dengan pihak ketiga, tetapi untuk ke depannya sudah ada rencana untuk bisa diproduksi massal," ujarnya.

Fredy berharap, penelitian ini nantinya dapat bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat luas.


(DetikNews)

Belum ada Komentar untuk "Dosen ITS Ciptakan Tabir Surya dari Tanaman Sambiloto"

Posting Komentar

Hingga Maret 2024, Realisasi Pembiayaan Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu

Lensamedan – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, hingga akhir Maret 2024  realisasi pembiayaan terealisasi Rp104,7 triliun. Realisasi...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel