Ada Ancaman Resesi AS dan Kontraksi Manufkatur Indonesia, IHSG dan Rupiah Justru Menguat


LensaMedan - Rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama (Q1) 2025 tumbuh -0,3% secara tahunan (YoY).

Padahal kebijakan kenaikan tarif, khususnya untuk tarif resiprokal baru dilakukan di akhir bulan Maret sebelumnya. Yang artinya bahwa dampak perang dagang baru bisa dirasakan di bulan April hingga saat ini.

Data tersebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, kian memperkuat dugaan bahwa AS akan kembali merilis pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal kedua.

Terlebih rilis data manufaktur AS juga menunjukan terjadinya kontraksi, yang tercermin dari melemahnya indeks Manufaktur PMI pada bulan April di level 48,7.

"Dan tak hanya data manufaktur AS saja yang memburuk, data klaim pengangguran awal juga memburuk," ujar Gunawan di Medan, Jumat (2/5/2025).

Selanjutnya, dari tanah air kinerja manufaktur Indonesia juga alami kontraksi.

Rilis S&P global Manufacturing PMI pada bulan April merealisasikan angka 46,7, atau berada dalam fase kontraksi.

Padahal di bulan sebelumnya, kondisi manufaktur tanah air masih memasuki periode ekspansi dengan merealisasikan angka 52,4.

Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru masih mampu dibuka menguat di level 6.811 dan diproyeksikan berada dalam rentang 6.750 hingga 6.840,

Gunawan menilai, penguatan pasar saham di Asia pada perdagangan pagi ini  kemungkinan dipengaruhi faktor China yang tengah mempertimbangkan untuk membuka dialog dengan AS.

Ditambah lagi, AS dikabarkan telah mencapai kesepakatan negosiasi antara sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan.

Sementara itu mata uang Rupiah ditransaksikan menguat di level 16.570 per  Dolar AS.

Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.550 hingga 16.620 per Dolar AS.

Terpisah, harga emas dunia ditransaksikan melemah ke level US$3.240 per ons troy pada perdagangan hari ini.

Harga emas turun seiring dengan membaiknya tensi perang dagang yang terjadi belakangan ini.

"Selain itu menguatnya Rupiah juga mempengaruhi harga emas, dimana saat ini harga emas ditransaksikan dikisaran harga Rp1,73 juta per gram," pungkasnya. (*)


(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Ada Ancaman Resesi AS dan Kontraksi Manufkatur Indonesia, IHSG dan Rupiah Justru Menguat"

Posting Komentar

Program Management Trainee EIFFEL Batch 2 DSN Group Resmi Dibuka

LensaMedan — PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) kembali membuka peluang bagi  talenta-talenta muda terbaik Indonesia melalui Program Manag...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel