Abaikan Memburuknya Konflik India - Pakistan, IHSG dan Rupiah Ditutup Menguat
LensaMedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,39% di level 6.749,075, dengan posisi tertingginya di level 6.763,887.Minimnya sentimen pasar, dan kinerja bursa di Asia yang bergerak sideways dengan kecenderungan menguat menjadi katalis positif bagi IHSG untuk bertahan di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung.
Selain itu, mata uang Rupiah yang turut menguat di level 16.760 per Dolar AS juga turut menjadi katalis positif bagi IHSG.
Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menilai, memburuknya kinerja Dolar AS terhadap Rupah tidak terlepas dari sejumlah sentimen yang memicu pelemahan Dolar AS itu sendiri.
Seperti melemahnya imbal hasil US Treasury, yang turut dibarengi dengan memburuknya kinerja USD Index pada perdagangan hari ini.
Dan untuk rilis data realisasi inevstasi asing di tanah air atau foreign direct investment (FDI) tidak memicu koreksi pada kinerja pasar keuangan di tanah air.
Laju pertumbuhan FDI di tanah air melambat menjadi 12,7% pada kuartal pertama secara tahunan (year on year).
Realisasi kinerjanya lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 33,3%.
Selebihnya pasar keuangan di Asia juga dibayangi ketegangan antara India dan Pakistan yang pada dasarnya berpeluang memicu terjadinya tekanan.
"Ditambah lagi, belum ada perkembangan positif terkait dengan negosiasi perang dagang antara China dan AS yang menyisakan potensi koreksi dalam jangka pendek," ujar Gunawan di Medan, Selasa (29/4/2025).
Pada perdagangan besok, China akan merilis data manufaktur yang berkontraksi.
Data tersebut akan menjadi penggerak pasar yang juga berpelngaruh terhadap kinerja pasar keuangan di tanah air.
Terpisah, pada perdagangan sore harga emas ditransaksikan melemah di level US$3.313 per ons troy, atau sekirtar Rp1,79 juta per gram.
"Emas berpeluang diuntungkan jika konflik Pakistan dan India terus memburuk dan memicu perang dengan skala yang lebih besar," pungkasnya. (*)
(Medan)
Seperti melemahnya imbal hasil US Treasury, yang turut dibarengi dengan memburuknya kinerja USD Index pada perdagangan hari ini.
Dan untuk rilis data realisasi inevstasi asing di tanah air atau foreign direct investment (FDI) tidak memicu koreksi pada kinerja pasar keuangan di tanah air.
Laju pertumbuhan FDI di tanah air melambat menjadi 12,7% pada kuartal pertama secara tahunan (year on year).
Realisasi kinerjanya lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 33,3%.
Selebihnya pasar keuangan di Asia juga dibayangi ketegangan antara India dan Pakistan yang pada dasarnya berpeluang memicu terjadinya tekanan.
"Ditambah lagi, belum ada perkembangan positif terkait dengan negosiasi perang dagang antara China dan AS yang menyisakan potensi koreksi dalam jangka pendek," ujar Gunawan di Medan, Selasa (29/4/2025).
Pada perdagangan besok, China akan merilis data manufaktur yang berkontraksi.
Data tersebut akan menjadi penggerak pasar yang juga berpelngaruh terhadap kinerja pasar keuangan di tanah air.
Terpisah, pada perdagangan sore harga emas ditransaksikan melemah di level US$3.313 per ons troy, atau sekirtar Rp1,79 juta per gram.
"Emas berpeluang diuntungkan jika konflik Pakistan dan India terus memburuk dan memicu perang dengan skala yang lebih besar," pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Abaikan Memburuknya Konflik India - Pakistan, IHSG dan Rupiah Ditutup Menguat "
Posting Komentar