Awal Perdagangan, IHSG Dibuka Menguat Meskipun Terbebani Rupiah yang Lanjutkan Pelemahan
Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, setidaknya ada beberapa hal yang bisa membuat pasar akan mampu berada di zona hijau pada perdagangan di Asia hari ini.
Pertama, data pertumbuhan ekonomi China mengalami pemulihan setelah rilis data PDB Q1 tumbuh 5.3% (YoY), melebihi ekspektasi sebesar 5% sebelumnya.
Kedua, pelaku pasar masih belum mendapatkan konfirmasi yang kuat terkait kemungkinan rencana serangan lanjutan dari dua pihak yang bertikai (Iran – Israel). Yang artinya bahwa tensi geopolitik di wilayah Timur Tengah lebih dingin saat ini.
“Dan ketiga, akibat tekanan jual yang signifikan pada perdagangan sebelumnya, membantu IHSG untuk berbalik menguat secara teknikal,” ujar Gunawan di Medan, Rabu (17/4/2024).
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah yang sempat menyentuh 16.200 per Dolar AS pada perdagangan kemarin, pada perdagangan pagi ini disebutkan Gunawan juga masih melanjutkan pelemahannya. Rupiah sejauh ini ditransaksikan dikisaran level 16.250 per Dolar AS.
Pelemahan Rupiah yang mengalami tekanan dalam dua hari terakhir dipicu oleh beberapa sentimen. Mulai dari USD Index yang pagi ini masih bertahan di atas 106 (106.30), imbal hasil US Treasury 10 tahun yang berada di atas 4.6%, hingga diperburuk oleh perang Iran – Israel.
“Pelemahan Rupiah di sisi lain, bisa menjadi beban bagi kinerja IHSG di hari ini. Pelaku pasar masih pesimis bahwa The FED akan memangkas besaran bunga acuannya di tahun ini. Seiring dengan masih solidnya data ekonomi AS yang memungkinkan AS akan tetap tumbuh sehngga tidak membutuhkan pemangkasan bunga acuan,” sebutnya.
Sementara itu, harga emas masih mampu bertahan dan kembali naik ke kisaran US$2.385 per ons troy pada perdagangan pagi ini. Emas masih prospektif ditengah ketegangan akibat perang yang terjadi belakangan ini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Awal Perdagangan, IHSG Dibuka Menguat Meskipun Terbebani Rupiah yang Lanjutkan Pelemahan"
Posting Komentar