Tembus Rp52,5 Juta Karena DeFi dan NFT, Harga Ethereum Masih Berpotensi Terus Naik

Ethereum
mencatatkan kenaikan lebih dari 400% persen atau lebih dari 5 kali lipat dari
awal tahun hingga saat ini. Harga Ethereum awalnya hanya sekitar Rp10 juta.
Secara tahunan, Ethereum meningkat drastis ribuan persen. Mei tahun lalu,
Ethereum hanya Rp3,5 jutaan. Padahal, baru sepekan yang lalu, Ethereum tembus
harga tertingginya sepanjang sejarah Rp40 juta.
CEO Indodax
Oscar Darmawan mengatakan, para developer telah menyambut jaringan Ethereum
yang baru. Seperti yang diketahui, Ethereum sedang dalam upgrade ke Ethereum
2.0 untuk menyelesaikan permasalahan yang selama ini terjadi di jaringan
Ethereum.
Terutama
para developer blockchain, khususnya decentralized finance yang siap menyambut
upgrade Ethereum. Belakangan ini, total
kapitalisasi pasar decentralized finance (DeFi) telah mencapai US$100 miliar.
“Ethereum
merupakan kripto yang memiliki jaringan untuk melahirkan kripto baru, seperti
decentralized finance (DeFi). Para developer DeFi siap menyambut perubahan
jaringan Ethereum yang lebih cepat dan lebih murah. Karena Ethereum sedang
upgrade ke Ethereum 2.0,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu
(5/5/2021).
Menurut
Oscar Darmawan, dalam upgrade Ethereum sudah memberitahukan mengenai peta jalan
proof of staking, termasuk dengan fitur sharding, fitur yang lama sudah
ditunggu. Sharding akan memperluas kapasitas Ethereum untuk memproses transaksi
dengan membagi database menjadi 64 blockchain mini baru. Inilah yang akan
mengatasi kemacetan di jaringan blockchain.
“Upgrade Ethereum 2.0 merupakan upgrade yang membuat Ethereum jauh lebih baik. Para developer dan investor sudah siap menyambut evolusi dari Ethereum,” jelasnya.
Kenaikan
harga ini juga terjadi karena banyaknya penggunaan sistem pelelangan non
fungible token (NFT) yang memudahkan para pekerja seni seperti animator,
fotografer dan bahkan pencipta teknologi seperti developer bisa menjual
karyanya secara lelang. NFT banyak menggunakan jaringan blockchain Ethereum dan
pembayaran lelangnya juga menggunakan token tersebut.
“Ethereum
adalah wadah bagi DeFi dan NFT. Keduanya sedang hype. Makanya, harga Ethereum
sedang meningkat,” jelasnya.
Selain itu,
upgrade EIP-1559 akan terjadi pada pertengahan tahun ini. Ini juga menjadi
potensi peningkatan harga Ethereum di masa mendatang.
Ditambahkannya,
EIP-1559 akan membuat Ethereum burn atau dibakar atau dimusnahkan. Ini adalah
salah satu cara Ethereum untuk mengurangi pasokan maksimal di masa mendatang.
“Ethereum
memiliki kekurangan karena supply nya yang unlimited atau tidak terbatas. Jadi,
supply Ethereum akan berkurang pada tahun-tahun ke depan. Semakin langka
pasokan sebuah aset kripto, maka harganya juga semakin tinggi. Inilah alasan
kenaikan Ethereum di masa mendatang,” tambahnya.
Sebagai
wadah lahirnya aset kripto, Ethereum masih bisa naik lagi, jika adanya
ditemukan ekosistem baru di dunia kripto dan blockchain. Seperti yang terjadi
pada ekosistem DeFi dan NFT.
“Tahun-tahun
lalu, kita tidak pernah mendengar DeFi dan NFT. Tapi, mereka hadir dan marak
digunakan. Jika ada ekosistem baru, Ethereum siap menyambutnya. Dan harganya
juga akan semakin meningkat,” jelas Oscar Darmawan.
Karena
harganya masih berpotensi naik, jadi, masih belum terlambat untuk berinvestasi
Ethereum. Mengingat Ethereum merupakan salah satu aset kripto yang paling
populer, hanya kalah dari Bitcoin. Salah satu tempat terbaik membeli Ethereum
adalah di Indodax.
Bukan hanya untuk stakers, developers dan para pengguna NFT, masyarakat Indonesia juga bisa memanfaatkan peningkatan Ethereum sebagai investasi. Ditambah lagi, Ethereum masih tetap bisa dibeli dengan Rp10.000 saja, meski harga Ethereum sudah mencapai Rp52,5 juta. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Tembus Rp52,5 Juta Karena DeFi dan NFT, Harga Ethereum Masih Berpotensi Terus Naik"
Posting Komentar